Jumat, 29 Juni 2007

Minggu, 24 Juni 2007

pangestu

Hasta Sila Pokok-pokok ajaran Sang Guru Sejati menitikberatkan pada pendidikan dan pengolahan jiwa yang memberikan tuntunan bagi umat manusia dalam bersikap dan berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, serta alam. Bentuk sikap dan hubungan tersebut dapat dijelaskan secararingkas sebagai berikut :
Tri Sila Dalam hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, setiap saat umat manusia sebagai hamba berkewajiban untuk bersikap batin, yaitu sadar, percaya dan taat.Ketiga sikap batin ini disebut Tri Sila yang penjelasannya sebagai berikut :
Sadar artinya,Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adapun keadaan Tuhan Yang Maha Esa disebut TRIPURUSA, artinya : keadaan satu yang bersifat tiga, yaitu: 1. Suksma Kawekas (Tuhan Sejati), dalam bahasa Arab : Allah Taala 2. Suksma Sejati (Pemimpin Sejati = Penuntun Sejati = Guru Sejati), Utusan Tuhan Yang Abadi / Nur Ilahi. 3. Roh Suci (Manusia Sejati), yakni jiwa Manusia yang sejati.
Percaya artinya,Bahwa semua umat harus mengakui akan kekuasaan Tuhan. Semua yang tercipta di dunia ini atas karsa dan kekuasaan Tuhan, termasuk kita sebagai umat manusia. Oleh karena itu, kita menyerahkan segenap tuntunan hidup kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Taat artinya, Melaksanakan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya
Panca Sila Agar pelaksanaan ketiga sikap batin yang disebut Tri Sila tersebut dapat berjalan dengan sempurna dalam hubungan dengan masyarakat dan alam, manusia wajib berusaha untuk dapat memiliki watak utama yang terdiri dari Rela, Narima, Jujur, Sabar, dan Budi luhur. Kelima watak utama ini disebut Panca Sila yang penjelasannya adalah sebagai berikut : Rela ....................................................................................................................( RelaKetulusan hati dalam menyerahkan segala milik, hak, dan hasil karyanya kepada Tuhan dengan ikhlas. Tidak lekat pada semua benda yang bisa rusak, tetapi bukan orang yang melalaikan kewajibannya.
Narima Menerima dengan ketenteraman hati semua yang menjadi bagiannya . Tidak iri terhadap bagian yang diterima oleh orang lain, tidak serakah tetapi bukan orang yang enggan atau malas bekerja. Orang yang narima selalu bersyukur kepada Tuhan.
JujurMenepati janji atau kesanggupan, baik yang telah terucap maupun yang masih dalam batin. Seseorang yang tidak menepati kesanggupannya (niatnya) berarti mendustai batinnya sendiri. Bila kesanggupan (niat) tadi telah terlahir dalam kata-kata tetapi tidak ditepati, berarti kebohongannya telah disaksikan oleh orang lain. Orang yang jujur teguh kepada kebenaran dan tidak berdusta.
SabarBerhati lapang, kuat menerima segala cobaan dan bukan orang yang mudah putus asa. Orang yang sabar berpandangan luas.
Budi LuhurJiwa yang telah dapat membabarkan keluhuran sifat Tuhan dan hanya dapat tercapai apabila seseorang telah memiliki keempat watak utama tersebut di atas. Gabungan antara Tri Sila dan Panca Sila disebut sebagai Hasta Sila yang merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh semua umat manusia sebagai hamba Allah. Paliwara Di samping petunjuk Hasta Sila sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan, juga ada 5 pokok larangan Tuhan yang harus dihindari, disebut Paliwara, yaitu: Jangan menyembah selain kepada Allah Semua kekuasaan di alam semesta ini pada hakikatnya bersumber pada kekuasaan Allah swt. Oleh sebab itu menyembah selain kepada Allah, Tuhan Yang Mahatunggal merupakan dosa yang terbesar. Berhati-hatilah dalam hal syahwat Sesungguhnya kewajiban yang sejati sebagai pria dan wanita adalah mengemban karsa Tuhan untuk menjadi lantaran turunnya Roh Suci sebagai pancaran bibit keturunan. Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati dalam mengemban karsa Tuhan tersebut, bukan sekadar mengejar kenikmatan belaka, tetapi melaksanakan kewajiban suci. Jangan makan atau menggunakan makanan yang mempermudah rusaknya badan jasmani Makan atau menggunakan makanan dari tumbuh-tumbuhan atau hasil bumi yang mengandung bisa atau racun, dapat menyebabkan rusaknya jiwa dan raga. Rokok, minuman beralkohol, candu, narkoba atau kegemaran seperti judi dan lainnya sesungguhnya dapat membuat umat lalai dalam melaksanakan kewajiban suci terhadap Tuhan. Taatlah pada undang-undang negara dan peraturannya Kalifatullah atau pembesar negara adalah wakil Allah yang berkewajiban untuk mengatur segenap warga negara agar dapat hidup sejahtera dalam kebersamaan. Semua undang-undang dan peraturan negara senantiasa dibuat untuk kepentingan bersama, maka wajib kita patuhi bersama. Jangan berselisih Sesungguhnya semua umat manusia berasal dari satu sumber hidup (Allah swt) karena itu harus senantiasa hidup bersama dalam kerukunan. Hindarkan semua perilaku yang menyebabkan perselisihan atau merusak persatuan, seperti iri hati, fitnah, aniaya, membicarakan kejelekan orang lain, dan rasa permusuhan. Berusahalah mawas diri sebelum mencari kesalahan orang lain. Jalan Rahayu Dalam menaati ajaran Sang Guru Sejati, anggota Pangestu dituntut untuk senantiasa mengamalkannya dalam perikehidupan sehari-hari berdasarkan pedoman pelaksanaan yang disebut Jalan Rahayu, yaitu : Meresapi Paugeran Tuhan kepada hamba Meresapi makna dan hakikat Paugeran Tuhan kepada Hamba (hukum perjanjian Tuhan kepada hamba) Panembah Merupakan wujud kebaktian terhadap Tuhan yang Maha Esa. Dalam Panembah (solat / sembahyang), anggota Pangestu diberi kebebasan untuk melakukannya sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing Budi Darma Budi darma adalah membabarkan kasih sayang kepada sesama hidup yang diwujudkan dalam laku memberi kebaikan / pertolongan kepada pihak lain sesuai dengan kebutuhan yang ditolong serta sesuai pula dengan kekuatan yang menolong. Mengendalikan Hawa Nafsu Hawa nafsu cenderung ke arah perbuatan tidak baik. Agar mampu melaksanakan ketiga kewajiban tersebut di atas, maka harus senantiasa mengendalikan hawa nafsu agar tidak melakukan perbuatan yang tidak baik dengan cara tapa brata (puasa). Budi Luhur Budi luhur adalah semua perilaku atau perbuatan mulia yang menjadi syarat manusia sebagai hamba Allah agar pada saatnya nanti dapat kembali ke pangkuan Tuhan (Inna lillahi wa inna illaihi roji’un) RINGKASAN AJARAN SANG GURU SEJATI Apabila ajaran Sang Guru Sejati diringkas, maka terdapat enam hal pokok sebagai berikut : 1. Mengingatkan semua umat yang lupa akan kewajiban suci, yaitu mereka yang ingkar (murtad) akan perintah Allah. 2. Menunjukkan jalan benar ialah jalan utama yang berakhir dalam kesejahteraan, ketenteraman, dan kemuliaan abadi. 3. Menunjukkan adanya jalan simpangan yang berakhir dalam kegelapan, kerusakan, dan kesengsaraan. 4. Menunjukkan larangan Tuhan yang harus dijauhi, jangan sampai dilanggar. 5. Menunjukkan adanya Hukum Abadi. 6. Menerangkan tentang dunia besar dan dunia kecil ialah semesta alam seisinya. Perlu diketahui bahwa ajaran Sang Guru Sejati tersebut bukanlah agama baru dan tidak bertentangan dengan ajaran agama yang nyata-nyata dari Wahyu Ilahi.Ajaran Sang Guru Sejati justru dapat memperdalam ajaran agama.
Ajaran Sang Guru Sejati mengandung hal-hal sebagai berikut : 1. Ilmu ke-Tuhanan (Tauhid dan Tasawuf). 2. Filsafat hidup, karena menunjukkan suatu sikap jiwa yang berdasarkan suatu pengertian tertentu untuk menghadapi pengaruh gelombang kehidupan dengan persoalan-persoalannya. 3. Ilmu jiwa (psikologi) karena menguraikan susunan (struktur) jiwa kita, kerjanya (fungsi) masing-masing bagian serta hubungannya (korelasi) satu dengan lain. 4. Ilmu kesehatan, terutama kesehatan jiwa yang banyak berpengaruh terhadap kesehatan jasmani. 5. Metafisika, karena menerangkan adanya bentuk-bentuk halus di samping badan (materi) kasar, yang tidak dapat ditangkap dengan pancaindera atau alatalat. 6. Ilmu seni hidup, karena memberikan petunjuk agar dalam kehidupan manusia dapat mencapai dan menikmati iklim yang sebaik-baiknya, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.